Hubungan antara Ovaprim dengan Hipofisa

  Sangat erat hubungan antara ovaprim dengan hipofisa dalam upaya pemijahan ikan. Hal ini sangat penting di lakukan khususnya pada pemijahan semibuatan ikan sebagai salah satu syarat untuk menunjang tujuan para pembudidaya dalam menghasilkan lebih banyak benih ikan dalam skala besar.  Fungsi dari hipofisa sendiri adalah untuk merangsang ovarium dengan mempercepat ovulasi pada ikan atau pemijahan ikan. Salah satu keuntungan pada saat kegiatan pemijahan ini adalah pembudidaya tidak perlu menunggu waktu pemijahan tiba untuk memijahkan dua ekor induk ikan.

Pada pengertiannya sendiri Ovaprim adalah hormon yang berfungsi untuk merangsang hormon gonadothropin pada tubuh ikan sehingga dapat mempercepat proses ovulasi dan pemijahan (pada proses pematangan gonad), dapat memberikan daya rangsang yang lebih tinggi, menghasilkan telur dengan kualitas baik dalam rentang waktu yang relatif singkat dan dapat menekan angka mortalitas pada induk ikan (Sukendi, 1995). Selain itu, Hormon ini juga dapat bekerja pada organtarget yang lebih tinggi pada ikan (Harker,1992).

Biasanya Ovaprim ini digunakan untuk keperluan reproduksi induk ikan betina, membantu pengeluaran telur pada saat pemijahan buatan sedangkan induk ikan jantan lebih banyak memproduksi sperma.

Ovaprim mengandung sintetis hormon GnRHa (sGnRHa) dan penghalang dophamine yang disuntik ke ikan pada saat musim pemijahan dengan tujuan untuk mempercepat reproduksi pada berbagai jenis ikan. Bisa disuntik pada Ikan Hias, Ikan Koki, Ikan Mas, Ikan Lele, Ikan Patin, Ikan Gurame dan jenis ikan lainnya. Ovaprim sering di singkat dengan OODEV


Cara mempercepat kematangan gonad ikan yakni dengan mengintervensi hormon ke dalam tubuh ikan. Dengan bantuan hormon tersebut maka ikan akan dirangsang untuk memproduksi FSH (Folicle Stimulating Hormone) dan LH (Lituinezing Hormone). Dalam hal ini FSH berfungsi untuk merangsang proses spermatogenesis (pembentukan sperma) dan proses oogenesis (pembentukan ovum atau sel telur). Sedangkan  LH berfungsi  merangsang  proses  spermiasi  untuk menghasilkan hormon testoteron, pada ikan betina hormon LH berfungsi untuk merangsang proses ovulasi dan pelepasan hormon estrogen dan progesteron.

Oodev sendiri berupa bahan induksi hormonal yang mampu mempercepat maturation dan rematuration pada ikan. Oodev mengandung gonadotropin dengan aktivitas folicle stimulating hormone dan neurotranspmitter inhibitor, anti dopamin. Dengan demikian ketersediaan gonadotropin dan estradiol dalam tubuh ikan memadai untuk menginduksi pematangan gonad.

Terkait pengaplikasian Oodev, ada dua metode yang bisa di gunakan yakni melalui metode penyuntikan dan metode pemberian pakan. Untuk metode penyuntikan sendiri dapat di lakukan secara intramuscular atau topical melalui insang dengan dosis 0.5 ml – 1 ml/kg ikan. Jikalau bobot ikannya 2 kg berarti Oodev disuntikan sekitar 1 ml untuk sekali suntikan, sebaiknya disuntikan 2 minggu sekali selama 1 - 1,5 bulan.”

Sedangkan untuk metode pemberian pakan, sedikit lebih kompleks yaitu dengan mencampurkan pakan dengan binder berupa putih telur atau CMC (Carboxyl Methyl Cellulose). ”Melalui pakan bisa diberikan 10 ml Oodev untuk 10 kg bobot ikan, jumlah dosisnya sama dengan metode penyuntikan, hanya  untuk melalui pakan harus dicampur dengan binder dan juga dilarutkan ke air, agar Oodev-nya menempel ke pakan dan dapat diserap.” 


 SUMBER:

https://sinargea.blogspot.com/2020/09/mengenal-hipofisa-ikan.html