Jenis-jenis kapur untuk kolam budidaya ikan

Kapur adalah suatu material yang berasal dari batuan sedimen (warna putih) dengan tekstur halus dan tersusun atas mineral kalsium. Senyawa-senyawa utama yang membentuk kapur adalah kalsium oksida (penyusun utama kapur tohor), kalsium karbonat (mendominasi gamping dan kapur tambang),  dan kalsium hidroksida (mendominasi kapur mati). Selain itu, kapur yang bisa ditemukan di alam tercampur dengan mineral magnesium yaitu kapur dolomit.

Pengapuran adalah suatu kegiatan pemberian kapur ke dalam tanah. Kalau di lihat dari kondisi tanah pada umumnya, tanah tidak begitu kekurangan akan unsur kalsium (ca) di dalamnya tetapi karena tanah terlalu masam untuk kegiatan budidaya ikan atau untuk menetralkan ph tanah. Oleh sebab itu, ph (power of hydrogen) tanah perlu dinaikkan agar unsur-unsur hara seperti fosfor (p) mudah diserap tanaman dan keracunan aluminium (al) dapat dihindari. Ph untuk kegiatan budidaya berkisar antara 6,5-8 dan netralnya ph untuk budidaya adalah 7.

  • Kapur karbonat merupakan kapur karbonat diperoleh melalui proses menggiling batu kapur tanpa pemanasan. Kapur yang tergolong kapur karbonat diantaranya: dolomit (CaMg(CO3)2) dan kalsit (CaCO3).
  • Kapur oksida merupakan kapur yang diproduksi setelah melalui proses pemanasan kapur karbonat. Kapur oksida dikenal pula sebagai kapur bakar atau yang lebih di kenal dengan sebutan kapur tohor (CaO).
  • Kapur hidrat merupakan kapur yang diperoleh pada kapur oksida dengan menambahkan air di dalamnya. Kapur hidrat dikenal juga dengan sebutan kapur bangunan atau kapur tembok Ca(OH)2.

Dibawah ini merupakan beberapa kapur yang di gunakan untuk kegiatan budidaya ikan.

1. Kapur Pertanian 

Kapur pertanian (kaptan) atau calciium carbonate mempunyai dua fungsi utama, yaitu meningkatkan ph tanah dan sebagai sumber unsur kalsium (ca) dan magnesium (mg). Kapur pertanian  yang mengandung caco3 90 – 95 % dan ca0 50 – 52% memiliki manfaat yang besar. Kapur pertanian berfungsi untuk menjaga kestabilan ph. Kapur pertanian adalah kapur karbonat dengan penyusunnya berupa batuan kapur tanpa melalui proses kegiatan  pembakaran, tetapi langsung pada penggilingannya. Terdapat dua jenis kapur pertanian yang sering di gunakan antara lain kalsit dan dolomit. 

2. Kapur Dolomit 

Kapur dolomit (ca mg(co3)2  merupakan kapur yang berfungsi menjaga kestabilan ph, tanah, dan air. Dosis kapur yang digunakan sebesar 10—20 gram/m2. Kapur dolomit eceran 1 kg dapat berfungsi untuk menetralkan ph tanah. Bisa digunakan untuk lahan pertanian maupun kolam ikan untuk budidaya. Kapur tohor (kapur sirih) adalah kapur yang pembuatannya melalui proses pembakaran. Namun, kapur tohor dibuat terpisah dari pupuk dan biasanya ditebar pada saat kolam dalam keadaan masih kering. Kapur tohor mengandung cao 90% up. Bisa di bilang, kapur tohor lebih aktif dari pada kapur dolomit.

3. Kapur Tohor 

Kapur tohor atau kalsium oksida (cao) berfungsi membasmi berbagai macam jenis parasit maupun ikan yang berada di dalam kolam dengan berpotensi menjadi kompetitor. Kapur dolomit bisa digunakan secara terpisah ataupun bersamaan dengan pemupukan. Kapur dolomit mengandung kalsium (cao) dan magnesium (mgo). Magnesium karbonat dengan persentase lebih tinggi dari pada kalsium karbonat. Selain itu, kapur dolomit mudah di dapat namun pada prosesnya memiliki kecepatan reaksi yang lebih lambat serta akan meninggalkan residu.


SUMBER:

https://sinargea.blogspot.com/2020/08/persiapan-wadah-budidaya-ikan-dari.html