Persiapan Wadah Budidaya Ikan dari Ukuran Benih Sampai Konsumsi

Untuk mendapatkkan hasil yang lebih baik dalam budidaya ikan tentunya harus mempersiapkan kolam yang baik dan benar. Persiapan kolam tidak terlepas dari peralatan dan bahan-bahan yang di gunakan untuk kebutuhan kolam ikan. Biasanya persiapan kolam di lakukan untuk ikan air tawar menggunakan kolam intensif, semiintensif dan tradisional. Selain itu banyak hal yang perlu di perhatikan dalam persiapan kolam di antaranya meliputi pengeringan kolam, pengolahan dasar kolam, perbaikan pematang, perbaikan saluran pemasukan dan pengeluaran air, pemupukan dan pengapuran.

1. Pengeringan

Pada persiapan kolam hal yang pertama kali di lakukan antara lain yaitu pengeringan kolam terutama dasar kolam. Pengeringan dasar kolam perlu di terapkan di dalam persiapan kolam agar bakteri yang terdapat dalam kolam dapat mengalami proses penguraian. Jika bakteri masih terdapat di dalam kolam maka akan menyebabkan ikan sakit, selain itu keracunan sisa dekomposisi selama budidaya berupa sisa-sisa pakan. Pengeringan di lakukan dalam jangka waktu 3-7 hari tergantung cuaca dan jenis tanah. Selain itu, Pada kolam pemijahan pengeringan dasar kolam bertujuan supaya kolam terlepas dari bau yang dapat menyebabkan ikan tidak dapat memijah sering disebut petrichor serta dapat membunuh hama dan penyakit yang ada di dalam kolam.

2. Perbaikan pematang

Perbaikan pematang di lakukan dengan tujuan untuk mencegah kebocoran pada kolam. Kebocoran kolam terkadang dapat diakibatkan oleh binatang air seperti belut, kepiting dan hewan air lainnya. Pematang yang bocor dapat mengakibatkan air kolam tidak stabil, selain itu dapat menyebabkan kebocoran yang lebih besar pada kolam, air kolam akan banyak terkuras dan benih ikan banyak yang keluar kolam. Perbaikan pematang ini hanya dilakukan pada kolam tanah dengan cara memperbaiki berupa menempelkan tanah ke bagian yang bocor, sedangkan pada kolam tembok dilakukan perawatan dan pengecekan kebocoran pada setiap bagian pematang.

Gambar2. Perbaikan pematang

3. Pengolahan dasar kolam

Pengolahan dasar kolam hanya dilakukan pada kolam kolam semi intensif dan tradisional dimana dasar kolamnya berupa tanah. Pengolahan dasar kolam dapat dilakukan dengan cara mencangkul bagian dasar kolam denga kedalaman 10 – 20 cm. Tanah tersebut dibolak-baik dan di kering selama 3-5 hari. Pengolahan dasar kolam bertujuan agar mempercepat berlangsungnya proses dekomposisi (penguraian) senyawa-senyawa organik didalam tanah sehingga senyawa-senyawa beracun yang terdapat di dasar kolam tersebut akan menguap. Tanah yang baru dicangkul diratakan dan di lakukan secara terus-menerus. Setelah dasar kolam rata, lalu dibuat saluran ditengah kolam yang sering disebut dengan kemalir. Kemalir berfungsi untuk memudahkan pemanenan dan sebagai tempat berlindung benih ikan pada saat cuaca kurang bagus.

4. Pengapuran.

Pengapuran pada dasar kolam sebaiknya dilakukan setelah melakukan pengolahan tanah. Pada saat tanah sudah selesai di keringkan maka dapat di lakukan proses pengapuran pada kolam. Pengapuran bertujuan untuk mempertahankan kestabilan keasaman (pH) tanah dan air, sekaligus memberantas hama penyakit pada kolam.

Jenis kapur yang digunakan pada pengapuran kolam ada di antaranya kapur pertanian, yaitu kapur carbonat : CaCO3 atau [CaMg(CO3)]2, dan kapur tohor/kapur aktif (CaO). Dosis kapur yang akan ditebar banyaknya harus di ukur dengan tepat karena jika berlebihan kapur dapat menyebabkan kolam tidak subur, sedangkan bila kekurangan kapur dalam kolam akan menyebabkan tanah dasar kolam menjadi masam. Kebutuhan kapur pada kolam dapat di sesuaikan dengan keasaman tanah.

5. Pemupukan.

Pemupukan tanah dasar kolam bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah dan menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang porous serta menumbuhkan phytoplankton dan zooplankton yang digunakan sebagai pakan alami benih ikan. Jenis-jenis pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk buatan. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran ternak besar (sapi, kerbau, kuda dll) atau kotoran unggas (ayam, itik dll) yang telah dikeringkan. Sedangkan pupuk buatan berupa bahan-bahan kimia yang sengaja dibuat oleh manusia dipabrik pupuk yang berguna untuk menyuburkan tanah. Jenis pupuk buatan yang dapat digunakan antara lain adalah pupuk nitrogen (urea, ZA), pupuk phosphor (TSP), pupuk kalium (KCl) dan pupuk NPK yang merupakan gabungan dari ketiga hara tunggal.

Gambar5. Pemupukan pada kolam intensif

Dosis pupuk kandang juga bergantung kepada kesuburan kolam ikan, biasanya berkisar antara 100-150 gram/m2 sedangkan untuk kolam yang kurang kesuburannya dapat  ditebarkan kotoran ayam sebanyak 300 – 500 gr/m 2 . Dosis yang digunakan untuk pupuk buatan biasanya berkisar antara 200- 300 gram/m2. Kolam dapat juga dipupuk menggunakan, TSP dan Urea masing- masing sebanyak 10 gr/m2 dan kapur pertanian sebanyak 25 – 30 gr/ m2 atau disesuaikan dengan tingkat kesuburan lahan.

Baca juga:
https://sinargea.blogspot.com/2020/08/sistem-budidaya-perikanan.html

6. Pengairan

Hal yang selanjutnya di lakukan pada kolam budidaya yaitu perangairan. Pengairan di lakukan dengan tujuan agar pakan alami bisa tumbuh di kolam dengan subur. Tunggu hingga pakan alami tumbuh dengan sempurna dilakukan minimal 4 –7 hari sebelum larva/benih ikan di tebar ke dalam kolam pemeliharaan. Ketinggian air di kolam ikan ini bergantung pada jenis kolam, untuk kolam pemijahan ketinggian air 0,75-1,00 m, kolam pemeliharaan 1-1,25 m.


Daftar Pustaka:
- Antik, E dan Hastuti,W. 1986. Kultur Plankton. Direktorat Jenderal Perikanan bekerjasama dengan International Development Research Centre. Jakarta.
- Chumadi dkk. 1992. Pedoman Teknis Budidaya Pakan Alami Ikan dan Udang. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat penelitian dan Pengembangan Perikanan. Jakarta.