Filum Protozoa

Pengertian Protozoa 

Ilmuwan yang pertama kali mempelajari protozoa adalah Anthony van Leeuwenhoek. Protozoa berasal dari Bahasa Yunani: Protos: Pertama dan Zoon: Hewan.

Protozoa adalah hewan pertama yang merupakan kelompok lain protista eukariotik. Antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop.

Ada beberapa organisme yang mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Contohnya, algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa.

Semua spesies Euglenophyta yang bisa hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa.  Contohnya: strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. 

Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah. 


Protozoa merupakan filum hewan bersel satu yang dapat melakukan reproduksi seksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif). Jika kondisi lingkungan tempat hidupnya tidak menguntungkan maka protozoa akan membentuk membran tebal dan kuat yang disebut Kista.  

  1. Habitat

Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan.

Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen atau hewan ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya.

Protozoa hidup secara soliter atau bentuk koloni. Di dalam ekosistem air protozoa merupakan zooplankton.ermukaan tubuh Protozoa dibayangi oleh membran sel yang tipis, elastis, permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya mudah berubah-ubah.

Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar (cangkok) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk kista.

  2.Bentuk Tubuh 

Bentuk tubuh protozoa berkisar antara 10-50 μm, tetapi dapat tumbuh sampai 1mm dan mudah dilihat di bawah mikroskop. Bergerak dengan cambuk seperti ekor disebut flagella. Tubuh protozoa sangat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Bentuk tubuh: seperti bola, bulat memanjang, atau bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki flagel atau bersilia. 

Macam alat gerak protozoa:

  • Pseudopodia atau kaki semu
  • Silia atau rambut getar
  • Flagela atau bulu cambuk.

Contoh Protozoa


3. Ciri-Ciri

Ciri-ciri umum:

  • Organisme uniseluler (bersel tunggal)
  • Eukariotik (memiliki membran nukleus)
  • Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
  • Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
  • Hidup bebas, saprofit atau parasite
  • Dapat membentuk kista untuk bertahan hidup
  • Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagella

Ciri-ciri protozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau flagen, memiliki membran sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof.

Proses Pembelahan Sel

Perkembangbiakan amuba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membelah diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit.

Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing menyelubungi inti selnya. 

Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar- benar terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang masing-masing mempunyai Inti baru dan sitoplasma yang baru pula. Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel.


  4. Morfologi

Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies.

Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetative (trophozoite) atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca.

Foraminifera Planktonik

Kelompok foraminifera planktonik sepanjang hidupnya mengambang, baik dipermukaan air laut maupun pada tubuh air laut dibawah permukaan. Bentuk dinding test foraminifera planktonik mempunyai variasi bentuk dasar test yang terbatas, yaitu dari bebentuk globuler, subglobuler hingga bentuk lensa (lentikuler).

Komposisi dinding test foraminifera planktonik semuanya atau pada umumnya berdinding test hyaline. Jumlah dan susunan kamar foraminifera planktonik seluruhnya berkamar ganda (polythalamus) dengan kamar- kamar terputar secara trochospiral, kecuali pada genus tertentu seperti Hantkenina, Globigerinella, dan Hastigerina yang semuanya planispiral.

Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil.

Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur.

Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif.

Klasifikasi Protozoa

Berdasarkan alat geraknya, protozoa dikelompokkan ke dalam 3 subfilum:

Subfilum Sarcomastigophora: organela untuk bergerak adalah flagela, pseudopodia, atau tida ada.

  • Kelas Mastigophora: bergerak dengan dengan satu atau beberapa flagela. Nukleus hanya satu macam.
  • Kelas Opalinata: Organela seperti cilia berjumlah banyak terdapat diseluruh permukaan ubuh. Nukleus 2 buah atau lebih.
  • Kelas Sarcodina (Rhizopoda): bergerak dengan pseudopodia

Subfilum Sporozoa: Tidak mempunyai alat gerak

Subfilum Ciliophora:

  • Kelas Holotrichia: Cilia sederhana, terdapat diseluruh atau sebagian permukaan tubuh
  • Kelas Suctoria: Cilia hanya pada stadium muda; dewasa biasanya sessile, bertangkai dan mempunyai tentakel.
  • Kelas Peritricha: Bentuk sel seperti lonceng atau jamabangan dan umumnya sessile.

Mulai tahun 1980, oleh Committee on Systematic and Evolution of the Society of Protozoologist, mengklasifikasikan protozoa menjadi 7 kelas baru,yaitu :

  • Sarcomastigophora,
  • Ciliophora,
  • Acetospora,
  • Apicomplexa,
  • Microspora
  • Myxospora
  • Labyrinthomorpha

  5. Reproduksi

Secara umum Protozoa berkembang biak secara aseksual yaitu dengan membelah diri, tetapi ada beberapa anggota dari Protozoa yang berkembang baik secara seksual dengan konjugasi, yaitu perpaduan antara individu yang belum   dibedakan   jenis   kelaminnya,   di   mana   kedua Protozoa melakukan pertukaran inti sehingga terjadi reorganisasi (perbedaan sifat) pada kedua Protozoa tersebut.